Isomer Struktural Senyawa
Hidrokarbon dan Sistem Nomenklatur
Sistem nomenklatur
Pada tahun 1800, pada awal kimia organik baru muncul, semua senywa organik
yang ditemukan belum diketahui strukturnya dan untuk mengindentifikasinya harus
diberi nama. Para ahli kimia yang memberi nama senyawa organik tersebut lebih
menekankan pada sifatnya, asalnya, atau sekadar memuaskan penemunya.
Nama resmi dari unsur kimia ditentukan oleh
organisasi IUPAC.
Menurut IUPAC, nama unsur tidak diawali dengan huruf kapital, kecuali berada di
awal kalimat. Dalam paruh akhir abad ke-20, banyak laboratorium mampu
menciptakan unsur baru yang memiliki tingkat peluruhan cukup tinggi untuk
dijual atau disimpan. Nama-nama unsur baru ini ditetapkan pula oleh IUPAC, dan
umumnya mengadopsi nama yang dipilih oleh penemu unsur tersebut.
Jumlah karbon
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
11
|
12
|
13
|
14
|
15
|
20
|
30
|
Awalan
|
Met-
|
Et-
|
Prop-
|
But-
|
Pent-
|
Heks-
|
Hept-
|
Okt-
|
Non-
|
Dek-
|
Undek-
|
Dodek-
|
Tridek-
|
Tetradek-
|
Pentadek-
|
Eikos-
|
Triakont
|
Rumus = Awalan(Prefix) +
Induk(Parent) + Akhiran(sufix)
a. isomer struktural
Isomer
struktural adalah senyawa dari rumus kimia yang sama yang memiliki struktur dan
sifat yang berbeda didasarkan pada bagaimana konstituen atom mereka diurut.sebagai contoh, ada 4 buah atom C, dimana salah satunya berbentuk rantai panjang dan satunya memiliki cabang.
b. isomer posisi
merupakan molekul yang mempunyai posisi gugus fungsi yang berbeda, melekat pada rantai induk yang sama.
c. isomer gugus fungsi
merupakan isomer struktur yang memiliki rumus molekul yang sama, namun atom-atomnya terhubung dengan cara lain sehingga membentuk gugus fungsi yang berbeda.
pertanyaan:
Apa yang menyebabkan sudut ikatan pada H-C-H lebih pendek dibandingkan sudut ikatan H-C-C ?
jawab:
jika tolakan antar pasangan elektron dalam kulit
valensi atom sama besar maka seharusnya sudut ikatan sesuai dengan perkiraan.
namun, pada kenyataannya perkiraan yang diharapkan tidak sesuai. ada perbedaan
kekuatan tolakan antara PEI dan PEB, dimana gaya tolak PEB lebih kuat dari PEI
sehingga sudut ikatan di antara ketiga PEI lebih kecil dari
perkiraan. Hal ini disebabkan karena pasangan elektron bebas
memerlukan ruang lebih besar dibandingkan pasangan elektron ikatan. Ikatan pergerakan
elektron yang terjadi pada PEB lebih leluasa dibandingkan PEI yang kaku dan
tegar akibat terikat diantara dua atom.
Sehingga PEB memerlukan ruang gerak yang lebih besar
dari PEI dan berdampak pada tolakan PEB lebih besar dibandingkan tolakan pada
PEI.